Rabu, 02 Oktober 2019

Benarkah ASI Memicu Bayi Obesitas?

Do you want to share?

Do you like this story?

Benarkah ASI Memicu Bayi Obesitas? - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Tidak jarang bayi yang mengonsumsi air susu ibu (ASI) tampak lebih gemuk ketimbang bayi yang diberikan susu formula. Ada sebagian ibu yang merasa senang dengan hal ini. Namun, sebagian lainnya justru khawatir karena sering dikatakan berisiko obesitas.

Isu yang menyebutkan ASI memicu bayi obesitas tentu membingungkan para ibu. Di satu sisi, ASI penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, sehingga bayi perlu diberikan ASI ekslusif selama 6 bulan pertama. Di sisi lain, ada isu yang menyebutkan pemberian ASI akan meningkatkan risiko obesitas pada bayi.

Fakta di Balik Anggapan bahwa ASI Menyebabkan Bayi Obesitas

Faktanya, bayi yang diberi ASI memang tumbuh lebih cepat selama 3-4 bulan pertama. Namun seiring waktu, pertumbuhan bayi akan cenderung melambat sejalan dengan kemampuan bergeraknya yang meningkat.
Bahkan pada tahun pertama, bayi yang diberi ASI justru memiliki berat badan lebih ideal dibandingkan bayi yang diberi susu formula. Memasuki usia 2 tahun, berat bayi yang diberi ASI dan susu formula akan cenderung sama.
Jadi, isu bahwa ASI memicu obesitas hanyalah mitos. Menurut penelitian, pemberian ASI ekslusif, terutama dengan disusui langsung dari payudara, justru dapat menurunkan risiko terjadinya obesitas pada bayi. Manfaat ini bahkan bisa bertahan hingga dewasa.

Alasan Pemberian ASI Justru Menurunkan Risiko Obesitas

Alasan pasti ASI menurunkan risiko obesitas belum diketahui. Meski begitu, terdapat sejumlah teori yang dikemukakan:
  • Bayi yang mengonsumsi ASI dapat dapat mengontrol sendiri jumlah ASI yang mereka butuhkan, berbeda dengan susu formula yang memiliki takaran tertentu. Hal ini diyakini mendorong Si Kecil untuk mengenali rasa lapar dan kenyang.
  • Bayi yang mengonsumsi ASI ekslusif memiliki konsentrasi hormon insulin lebih rendah. Hal ini berkaitan, karena kadar insulin yang tinggi dapat memicu penumpukan lemak yang bisa menjadi penyebab obesitas.
  • Bayi ASI ekslusif juga memiliki kadar hormon leptin lebih tinggi. Hormon leptin adalah salah satu hormon penting untuk menghambat nafsu makan dan penumpukan lemak.
  • Bayi yang menyusu secara ekslusif dinilai memiliki bakteri baik yang dapat menjaga sistem pencernaan dan hal ini bisa menghambat obesitas.

Cara Menghindari Bayi Mengalami Obesitas

Meski faktanya bayi yang mengonsumsi ASI memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami obesitas, namun untuk menjaga berat badan bayi tetap ideal, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu:

Berikan makanan bergizi

Bayi usia 6 bulan sudah boleh diberi MPASI (Makanan Pendamping ASI). Nah, ketika memulai pemberian MPASI, sebaiknya perhatikan jenis dan jumlah makanan yang akan diberikan.
Pasalnya, memberi bayi makanan bergizi tidak seimbang, apalagi yang tinggi gula dan kalori justru bisa memicu obesitas. Untuk menjaga berat badan bayi tetap ideal dan agar pertumbuhan dan perkembangannya tetap baik, berikanlah Si Kecil makanan yang mengandung gizi seimbang dan dalam jumlah yang pas.

Hindari pemberian ASI berlebih

Kasus ini sebenarnya jarang, namun bayi yang minum ASI perah dari botol tetap berisiko mengalami kelebihan berat badan. Hal ini mungkin terjadi karena proses minum yang lebih mudah dan biasanya tidak perlu usaha lebih untuk mengisap ASI dari botol susu.
Untuk mencegah konsumsi ASI dari botol yang berlebihan, Bunda perlu memerhatikan pemberian dot dan mengamati gelagat bayi ketika minum ASI. Berikanlah ASI perah saat Si Kecil menunjukkan tanda-tanda bahwa ia lapar. Demikian juga saat menyusui langsung, Bunda sebaiknya tidak menyusui terlalu lama atau lebih dari 45 menit.
Bunda bisa berlega hati, karena isu ASI memicu bayi obesitas tidaklah tepat. ASI tidak serta merta membuat Si Kecil obesitas di kemudian hari.
Selain itu, Bunda disarankan untuk tidak menilai bayi obesitas hanya karena angka timbangan. Pasalnya, ada aturan berat ideal bayi yang akan mempertimbangkan panjang dan lingkar tubuhnya. Selama bayi masih dalam rentang aman dan dokter tidak memberi peringatan saat pemeriksaan rutin, Bunda tak perlu khawatir.




Sumber : Alodokter

YOU MIGHT ALSO LIKE

0 komentar:

Posting Komentar

Advertisements

Advertisements