Sahadewi.Co.Id - Bunda dan Ayah mungkin merasa panik dan khawatir saat melihat mata Si Kecil nampak juling. Namun pada sebagian kondisi, mata juling pada bayi ternyata normal ditemui.
Juling atau strabismus adalah istilah untuk posisi bola mata yang tidak selaras atau tidak lurus, baik mengarah ke dalam atau ke luar. Kondisi ini dapat membuat pandangan tidak fokus. Mata juling bisa berkembang sejak masa kanak-kanak, bahkan sejak bayi dan balita.
Beberapa bayi terlahir dengan lipatan kulit ekstra pada sudut dalam matanya. Hal ini dapat menyebabkan bayi terlihat juling, padahal sebenarnya tidak. Fenomena ini disebut pseudoesotropia atau juling palsu, dan cukup umum terjadi pada bayi.
Pseudoesotropia lebih sering ditemui pada bayi ras Asia yang memiliki tulang hidung kecil dan hampir datar. Selain itu, kondisi ini biasanya akan tampak saat mata bayi fokus pada benda yang sangat dekat. Jarak antara kedua pupil mata yang terlalu dekat akan memberi efek juling palsu semakin jelas.
Lipatan di sudut mata bayi akan menghilang dan tulang hidungnya pun semakin terbentuk seiring perkembangannya. Menginjak usia 6 bulan, mata Si Kecil seharusnya tidak nampak juling lagi dan mampu fokus pada suatu benda.
Tak hanya itu, bayi yang lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah juga lebih berisiko mengalami mata juling.
Sejumlah penanganan yang bisa menjadi pilihan untuk menangani mata juling adalah:
Sumber : Alodokter
Juling atau strabismus adalah istilah untuk posisi bola mata yang tidak selaras atau tidak lurus, baik mengarah ke dalam atau ke luar. Kondisi ini dapat membuat pandangan tidak fokus. Mata juling bisa berkembang sejak masa kanak-kanak, bahkan sejak bayi dan balita.
Mata Juling Palsu pada Bayi
Pada rentang usia 0 sampai 6 bulan, bila mata Si Kecil nampak juling, terutama saat ia sangat lelah, Bunda tidak perlu khawatir.Beberapa bayi terlahir dengan lipatan kulit ekstra pada sudut dalam matanya. Hal ini dapat menyebabkan bayi terlihat juling, padahal sebenarnya tidak. Fenomena ini disebut pseudoesotropia atau juling palsu, dan cukup umum terjadi pada bayi.
Pseudoesotropia lebih sering ditemui pada bayi ras Asia yang memiliki tulang hidung kecil dan hampir datar. Selain itu, kondisi ini biasanya akan tampak saat mata bayi fokus pada benda yang sangat dekat. Jarak antara kedua pupil mata yang terlalu dekat akan memberi efek juling palsu semakin jelas.
Lipatan di sudut mata bayi akan menghilang dan tulang hidungnya pun semakin terbentuk seiring perkembangannya. Menginjak usia 6 bulan, mata Si Kecil seharusnya tidak nampak juling lagi dan mampu fokus pada suatu benda.
Apa Penyebab Mata Bayi Menjadi Juling?
Mata juling pada bayi bisa disebabkan oleh gangguan pada otot mata atau pada saraf yang mengontrol gerakan mata, kelainan genetik (misalnya sindrom Down), serta kondisi medis tertentu (misalnya cerebral palsy).Tak hanya itu, bayi yang lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah juga lebih berisiko mengalami mata juling.
Cara Mengatasi Mata Juling pada Bayi
Bila Si Kecil sudah berusia 6 bulan namun matanya tetap nampak juling, Bunda perlu membawanya ke dokter mata untuk diperiksa. Mata juling perlu ditangani sedini mungkin. Jika dibiarkan, mata juling dapat memicu terjadinya mata malas yang akan mengganggu penglihatan Si Kecil.Sejumlah penanganan yang bisa menjadi pilihan untuk menangani mata juling adalah:
- Kacamata khusus: Tujuan dari penggunaan kacamata ini adalah untuk memperbaiki posisi bola mata bayi, agar kembali lurus.
- Penutup mata (eye patch): Mata yang tidak juling akan ditutup dengan eye patch selama beberapa jam per hari. Cara ini dapat melatih otot mata yang juling, sehingga kondisi juling dapat berkurang.
- Obat tetes mata: Obat tetes mata yang mengandung atropin diteteskan pada mata yang tidak juling agar pandangannya kabur, sehingga mata yang juling dilatih untuk melihat dengan fokus.
- Terapi penglihatan: Terapi ini dilakukan untuk melatih koordinasi otot-otot mata. Terapi penglihatan dapat dilakukan oleh dokter mata atau terapis.
- Operasi : Operasi dilakukan pada otot mata, agar posisi bola mata menjadi lurus dan gerakan kedua bola mata bisa selaras.
Sumber : Alodokter
0 komentar:
Posting Komentar